Pidato pertama, Kepala Negara di Istana Negara, Jakarta, Jumat, 10 September 2010, disampaikan dalam bahasa Indonesia. Setelah itu, dilanjutkan pidato kedua dalam bahasa Inggris.
Dalam pidato itu, Presiden Yudhoyono menyampaikan bahwa tindakan pembakaran kitab umat Islam merupakan tindakan yang tidak dapat diterima akal sehat dan bertentangan dengan nilai moral.
“Setelah mencermati perkembangan keadaan di seluruh dunia, saya berpendapat bahwa ini sesuatu yang membahayakan bagi harmoni antarumat beragama dan antarperadaban di seluruh dunia, termasuk ancaman perdamaian keamanan internasional.”
Presiden menjelaskan bahwa pemerintah RI telah mengambil langkah untuk mencegah terjadinya pembakaran Al Quran itu. Di antaranya, pada 9 September 2010, mengirim surat kepada Presiden Amerika Serikat Barack Obama agar ikut mencegah dan menggagalkan rencana Terry Jones. “Isinya, tajam, terarah, dan serius. Kalau tidak (digagalkan) akan membawa malapetaka bagi umat manusia di dunia.”
Kemudian, tadi pagi sekitar pukul 09.00, Presiden Yudhoyono telah berbicara dengan Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon. “Intinya, (selain Presiden AS, Obama) saya juga minta PBB dan jika perlu Dewan Keamanan (DK) PBB mengambil langkah tegas yang proaktif,” katanya.
Diharapkan, PBB dan DK PBB serius mencegah dan menggagalkan rencana pembakaran Alquran.
Pada kesempatan berpidato di Istana Negara, Presiden Yudhoyono juga mengapresiasi para pemimpin dan pemuka agama, khususnya di Indonesia, yang kompak dalam menyikapi rencana pembakaran Alquran.
0 comments:
Posting Komentar
Jika Anda Ingin Berkomentar Mohon Di Cantumkan Nama Anda
Jangan Lupa Komenar Dan Follow ya !!!