Smoking room berfungsi agar gas polutan yang dihasilkan oleh rokok tidak menyebar dan mengganggu orang lain yang berada di sekitar perokok aktif. Tetapi, tahukah Anda bahwa semakin banyak perokok yang merokok di smoking room, semakin sedikit pula oksigen yang mereka hirup?
Bukan hanya itu, gas polutan seperti CO2 terus berputar pada ruangan itu jika tidak ada sirkulasi udara dan pastinya, CO2 tersebut juga akan terhirup oleh perokok. Ini tentu akan semakin membahayakan paru-paru si perokok.
Melihat fenomena tersebut, sekelompok siswa SMA 3 Semarang berusaha memberikan solusi agar perokok dapat menikmati udara bersih dengan membuat alat penyaring udara. Alat tersebut disebut T-Box atau Thunder Box.
“Kami sebut Thunder Box (T Box) karena bisa menghasilkan daya yang besar, 2000 Volt, ini sebagai pemicu petir,” ujar Zihramma Afdi, salah satu penemu pada VIVAnews, 20 Oktober 2011. Afdi menemukan alat ini bersama dengan rekannya, Hermawan Maulana, yang sama-sama duduk di kelas 11 IPA.
Kotak ini terdiri dari beberapa komponen, yakni T Box sebagai pemicu daya dan timer dengan dihubungkan dengan travo berdaya 220 volt. Daya T Box kemudian dihubungkan dengan PCB (lempeng baja) berfungsi sebagai konduktor udara.
Komponen yang berada di dalam lempeng PCB terdapat sekrup baja untuk menghasilkan petir elektrik yang berfungsi untuk menyaring CO2 yang masuk ke dalam kotak. Hasil dari proses kotak PCB akan menghasilkan kadar udara yang bersih.
Menurut Afdi, cara kerja sistem ini yaitu dengan menghubungkan PCB atas dengan listrik bertegangan 2KV pada posisi positif dari T-Box, kemudian menghubungkan plat PCB bawah pada aliran negatif dari T-Box.
Dari situ akan muncul percikan listrik pada sekrup-sekrup selanjutnya, karbon pada CO2 akan tertarik dan menempel pada sekrup, sedangkan unsur oksigen akan terpisah dengan unsur karbon lalu oksigen melaju keluar dari box melalui lubang di sisi lain box.
“Dalam proses di PCB, asap rokok akan terurai dengan pemicu petir tersebut, sehingga menghasilkan 02 bebas yang merupakan output dari PCB,” tambah Afdi.
Udara Kotor
Menurut Afdi, alat ini sudah diujicoba di laboratorium Universitas Diponegoro Semarang dengan memasukkan larutan Ca OH2 untuk mengikat Co2. Jika tingkat PH semakin tinggi, itu berarti sifat larutan semakin basa.
Pada ketiga percobaan dengan tidak menggunakan T-Box, didapati angka PH yang lebih tinggi daripada ketiga percobaan dengan menggunakan T-Box. Hal tersebut dapat disebabkan karena tingkat CO2 yang terdapat pada box dengan tidak menyalakan T-Box lebih tinggi daripada jika menyalakan T-Box. Jika Kadar CO2 yang larut pada Ca(OH)2 semakin tinggi, maka tingkat PHnya juga semakin tinggi pula.
Afdi mengklaim alat ini dapat meminimalisir udara kotor yang tercemar oleh asap rokok meskipun secara mutlak tidak signifikan.
Atas hasil jerih payahnya, penemuan ini mendapat apresiasi dari LIPI dengan menjadi salah satu nominasi riset bidang IPT. “Meski tidak menang, semoga alat ini bisa diaplikasikan oleh masyarakat,” tutupnya.
0 comments:
Posting Komentar
Jika Anda Ingin Berkomentar Mohon Di Cantumkan Nama Anda
Jangan Lupa Komenar Dan Follow ya !!!