Ilmuwan University of California, Davis (UC Davis) mengatakan, copepoda kolam pasang Tigriopus Californicus (biasa ditemukan di Alaska hingga Baja California) menunjukkan sedikit kemampuan berevolusi untuk mentoleransi panas.
“Hal ini menjadi pertanyaan banyak ilmuwan,” ujar penulis studi sekaligus Profesor Evolusi dan Ekologi Eric Sanford di UC Davis. "Apakah organisme memiliki kemampuan beradaptasi pada perubahan iklim dalam skala dekade?" tanyanya.
Lulusan UC Davis Morgan Kelly, penulis pertama studi ini, mengumpulkan copepoda dari delapan lokasi antara Oregon dan Baja California di Meksiko dan memelihara copepoda serupa udang di lab selama 10 generasi.
Kemudian, binatang itu diberi tekanan panas agar lebih toleran pada panas. Selama 10 generasi itu, Kelly hanya mampu menaikkan suhu sekitar satu derajat Fahrenheit, dan hal ini sangat tidak baik. Menurut peneliti, populasi individu copepoda sangat terpencil.
Artinya, hanya ada sedikit aliran gen baru untuk fleksibilitas evolusi pada seluruh populasi hewan ini keseluruhannya.
"Sudah diasumsikan, banyak spesies punya kapasitas genetik untuk dikembangkan, namun hasil studi menunjukkan hal sebaliknya,” papar penulis lain studi ini sekaligus Profesor Evolusi dan Ekologi Rick Grosberg di UC Davis.
"Titik kritisnya adalah, banyak organisme sudah mencapai ambang batas lingkungan mereka, dan seleksi alam tak akan selalu menyelamatkan mereka," tutup Grosberg.
3 comments:
Perubahan iklim membuat beberapa makhluk hidup seperti binatang dan tanaman tidak bisa hidup.
Titik kritisnya adalah banyak organisme yang sudah mencapai ambang batas lingkungan dan seleksi alam tidak akan selalu menyelamatkan.
Evolusi tidak selalu bisa selamatkan makhluk hidup.
Posting Komentar
Jika Anda Ingin Berkomentar Mohon Di Cantumkan Nama Anda
Jangan Lupa Komenar Dan Follow ya !!!