Namun dalam perjalanannya, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mengaku begitu banyak hambatan dalam mencapainya.
"Namun, seperti kota-kota besar lainnya, Jakarta juga mengalami dampak kemajuan yang kurang positif seperti polusi udara, ekspansi kawasan perkotaan, dan infrastruktur yang tidak selalu sejalan dengan laju pertumbuhan kota yang pesat," ujar Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo dalam acara Simposium Jakarta 21, di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta, Rabu, 15 Juni 2011.
"Namun, seperti kota-kota besar lainnya, Jakarta juga mengalami dampak kemajuan yang kurang positif seperti polusi udara, ekspansi kawasan perkotaan, dan infrastruktur yang tidak selalu sejalan dengan laju pertumbuhan kota yang pesat," ujar Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo dalam acara Simposium Jakarta 21, di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta, Rabu, 15 Juni 2011.
Itu artinya, lanjut Fauzi, terdapat tekanan yang ekstrim terhadap pelayanan umum di Jakarta. Seperti kesehatan, pendidikan, atau transportasi. Foke, sapaan akrab Fauzi Bowo, mengatakan permasalahan Jakarta salah satunya juga dipengaruhi oleh kondisi topographi, yakni 40 persen area Jakarta berada di bawah permukaan laut. Selain itu, Jakarta juga dilewati 13 sungai.
"Hal itu menjadikan Jakarta rentan terhadap bencana banjir yang seringkali diakibatkan oleh curah hujan tinggi dan rob laut karena adanya perubahan iklim serta risiko pada penurunan permukaan tanah," ungkapnya.
Menurut Foke, dalam upaya mengatasi tantangan itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta secara berkelanjutan memberikan kesempatan kepada publik dan membuat kebijakan dengan berbagai inisiatif. Salah satu contohnya, kata dia adalah mempercepat penyelesaian Kanal Banjir Timur (KBT) yang diklaim telah berhasil memperbaiki kualitas hidup bagi dua juta orang yang tinggal di sepanjang kanal tersebut.
Foke mengungkapkan, saat ini pihaknya sedang dalam proses menyelesaikan draft Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), yang direncanakan berlaku hingga tahun 2030. Rancangan itu, kata Foke akan menjadi panduan bagi stakeholders dalam proses perencanaan pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang wilayah Jakarta sebagai kota besar masa depan yang kompetitif dan dapat menjaga keseimbangan sosial dan ekologi.
"Tema proyek Jakarta 21 adalah menuju kota metropolitan yang berkelanjutan dan berorientasi transit. Ini sesuai dengan harapan kami bagi ibukota Indonesia, yang seharusnya lebih baik lagi daripada keberhasilan yang telah dicapai di masa lalu. Kami percaya Jakarta akan mampu memenuhi potensinya dan berhasil mewujudkan harapan tersebut," katanya.
Menurut Foke, dalam upaya mengatasi tantangan itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta secara berkelanjutan memberikan kesempatan kepada publik dan membuat kebijakan dengan berbagai inisiatif. Salah satu contohnya, kata dia adalah mempercepat penyelesaian Kanal Banjir Timur (KBT) yang diklaim telah berhasil memperbaiki kualitas hidup bagi dua juta orang yang tinggal di sepanjang kanal tersebut.
Foke mengungkapkan, saat ini pihaknya sedang dalam proses menyelesaikan draft Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), yang direncanakan berlaku hingga tahun 2030. Rancangan itu, kata Foke akan menjadi panduan bagi stakeholders dalam proses perencanaan pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang wilayah Jakarta sebagai kota besar masa depan yang kompetitif dan dapat menjaga keseimbangan sosial dan ekologi.
"Tema proyek Jakarta 21 adalah menuju kota metropolitan yang berkelanjutan dan berorientasi transit. Ini sesuai dengan harapan kami bagi ibukota Indonesia, yang seharusnya lebih baik lagi daripada keberhasilan yang telah dicapai di masa lalu. Kami percaya Jakarta akan mampu memenuhi potensinya dan berhasil mewujudkan harapan tersebut," katanya.
0 comments:
Posting Komentar
Jika Anda Ingin Berkomentar Mohon Di Cantumkan Nama Anda
Jangan Lupa Komenar Dan Follow ya !!!