Informasi yang beredar di berbagai blog dan milis menyebutkan, jengkol (Archidendron pauciflorum) mengandung 4,7 gram zat besi dalam setiap 100 gram. Padahal rata-rata orang mengonsumsi jengkol 20-50 gram/porsi, sehingga diperoleh kandungan besi sebanyak 0,85-2,3 gram (850-2300 mg).
Jumlah tersebut cukup tinggi mengingat kebutuhan zat besi pada manusia umumnya hanya berkisar antara 11-27 miligram, tergantung usia dan kondisi kesehatannya. Ibu hamil membutuhkan zat besi lebih banyak karena diperlukan dalam pertumbuhan fisik dan kecerdasan janin yang dikandungnya.
Kekurangan zat besi bisa memicu anemia atau kurang darah, karena zat besi dibutuhkan dalam sintensis sel darah merah atau hemoglobin (Hb). Pada masa tubuh kembang, kekurangan zat besi juga bisa menghambat perkembangan fisik dan kecerdasan anak.
Saat dimintai komentar tentang khasiat jengkol untuk mengobati anemia, Ketua Satgas Anemia Defisiensi Besi (Adebe) Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Prof Dr Djajadiman Gatot, SpA(K) mengaku tidak tahu-menahu tentang kandungan nutrisi di dalam buah yang terkenal akan baunya tersebut.
"Kalau ditimbang untung ruginya, makan jengkol malah ada risiko keracunan yang dampaknya bisa merusak ginjal. Selain itu, kerugian lainnya tentu saja harus siap dengan baunya," tuturnya dalam jumpa pers Anemia Defisiensi Besi pada Anak di laboratorium klinik Prodia, Kramat, Rabu (13/4/2011).
Seperti yang pernah ditulis sebelumnya, keracunan jengkol dipicu oleh asam jengkolat (jengkolic acid) yakni sejenis asam amino yang terkandung dalam biji jengkol. Endapan asam jengkolat membentuk kristal berujung runcing yang bisa melukai pembuluh darah di ginjal dan saluran kencing.
Gejala keracunan jengkol antara lain sebagai berikut:
- Merasakan nyeri perut
- Mual-muntah
- Susah buang air kecil atau disebut juga 'anyang-anyangan'.
- Pada tingkatan yang lebih parah, volume air kencing yang dikeluarkan berkurang dan kadang-kadang disertai bercak darah.
Menurut Prof Gatot, bahan makanan yang sudah terbukti mengandung zat besi dan bisa mengurangi risiko kurang darah antara lain hati ayam, sayuran hijau serta daging merah. Suplemen zat besi juga diperlukan pada kondisi tertentu misalnya saat hamil dan pada masa tumbuh kembang.
Selain itu, zat besi juga bisa didapatkan dari bahan makanan tertentu melalui program fortifikasi atau penambahan nutrisi. Seperti halnya vitamin A yang ditambahkan pada minyak goreng dan yodium pada garam, saat ini zat besi juga sudah ditambahkan ke beberapa merek tepung terigu.
1 comments:
terimakasih untuk infonya
Posting Komentar
Jika Anda Ingin Berkomentar Mohon Di Cantumkan Nama Anda
Jangan Lupa Komenar Dan Follow ya !!!